Monday, December 26, 2011

Perayaan Natal 2011 Sumatera Utara Berlangsung Dengan Aman dan Damai


Perayaan Natal 25 Desember 2011 di seluruh kabupaten kota Sumatera Utara berlangsung dengan aman dan damai, ini tidak luput dari peranan seluruh elemen masyarakat Sumatera Utara untuk tetap konsisten menjaga toleransi Beragama, Suku dan Ras yang sudah berlangsung lama di Sumatera Utara.  Sebelumnya Kepala Kepolisian Repulik Indonesia(Kapolri) Jenderal Pol.Drs Timor Pradopo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Pangdam I/BB, Mayjen.TNI. Paulus Lodewijk, Kamis (22/12) pagi dalam gelar pasukan Operasi Lilin Toba menyambut Natal dan Tahun Baru di Lapangan Merdeka Medan menyatakanSumatera Utara salah satu daerah yang masuk dalam skala prioritas satu kerawanan Kamtibmas dari 14 propinsi di Indonesia, terutama menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru 2012”.

Sementara, Kapolda Sumut, Irjen Pol.Drs. Wisjnu Amat Sastro,SH mengatakan, sebanyak 13.988 personil terdiri dari Polda Sumut, TNI, Pemprov, Dishub dan Satpol PP terlibat dalam pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru 1 Desember 2012, jumlah itu bertugas mengamankan 944 gereja yang ada di Sumut termasuk pengamanan pada perayaan Natal umat Nasrani serta pergantian tahun.

Keseriusan pencegahan rusaknya suasana Perayaan Natal yang dilakukan oleh Kepolisian dan TNI serta Pemerintah Sumatera Utara patut diberikan penghargaan yang setinggi-tingginya oleh umat Kristiani Sumut walaupun selama ini Sumut dikenal sebagai daerah yang aman dari konflik berbau SARA sehingga Sumatera Utara menjadi “Barometer Indonesia” untuk Keamanan Nasional. 

Adanya cobaan merusak keamanan Sumatera Utara memang tidak bisa dipungkiri terutama pada perayaan besar keagamaan, pihak luar dari Sumut mencoba-coba untuk melakukannya, teringat pada kejadian  Minggu 28 Mei 2000,  satu bom meledak di gereja GKPI Jalan Jamir Ginting, Padang Bulan, Medan. Bom ini melukai lebih dari 20 jemaat yang tengah kebaktian. Beberapa jam kemudian aparat keamanan berhasil menjinakan dua bom lainnya di gereja HKBP Jalan Imam Bonjol dan Kristus Raja Jalan MT. Haryono, Medan. Namun aksi-aksi seperti ini tidak memancing warga Sumatera Utara untuk melalukan tindakan anarkis, kesadaran warga Sumut terhadap hak asasi manusia dan pentingya persaudaraan serta kesibukan beraktifitas mencari nafkah sehari-hari (bekerja keras) lebih diutamakan.

Pada perayaan Natal kali ini memang tidak mendapat gangguan yang ingin merusak keamanan Sumatera Utara, namun suasana Kota Medan sedikit terganggu dengan seringnya pemadaman sementara lampu oleh PLN. Kemacetan dan juga rawan kecelakaan terutama yang mengarah ke Bonapasogit juga menjadi kendala utama terganggunya orang-orang yang ingin merayakan suasana Natal di kampung. Jarak tempuh yang seharusnya bisa diprediksi menjadi tidak terprediksi oleh pengunjung yang ingin bersama merayakan Natal di kampung, kebanyakan dari pengunjung Bonapasogit tersebut adalah perantau yang bekerja di luar Bonapasogit dan Sumatera Utara.  Suasana mendung dan hujan pada Natal kali ini juga mengurangi kesemarakan natal sehingga tidak sedikit daerah yang mengarah ke Bonapasogit menjadi rawan longsor  mengkhawatirkan para perantau yang hendak pulang kampung dan keluarga yang menanti kedatangan sanak saudara dari perantauan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya penulis memprediksi kemacetan dan rawannya kecelakaan akan semakin meningkat menjelang tahun baru 2012, semoga Kepolisian, TNI dan Pemerintah juga memperhatikan.   

Forum Masyarakat Peduli Bonapasogit (FMPB-SUMUT) Mengucapkan Terima Kasih kepada Kepolisian, TNI dan Pemerintah.
Free web Counter Log Counter powered by  http://www.myusersonline.com
stay younger