Hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh pada tanggal 9 Desember diperingati serentak di negeri ini, para Mahasiswa dan Penggiat Anti Korupsi melakukan aksi demonstrasi untuk memperingati hari yang membuat gerah para koruptor. Korupsi merupakan salah satu tindakan kriminal yang merupakan cikal bakal rusaknya suatu tatanan baik di Pemerintahan maupun pada masyarakat. Korupsi merupakan suatu tindakan memanfaatkan,menggunakan,mengambil sesuatu yang bukan miliknya atau yang paling gampang disebut dengan “Mencuri” yang sangat merugikan orang lain untuk kepentingan pribadi, keluarga atau kelompok, tabiat ini bisa membuat orang banyak menderita.
Tindakan korupsi sering sekali terjadi karena adanya nafsu yang tinggi untuk memiliki sesuatu karena adanya peluang atau kesempatan yang dimiliki, para pelaku biasanya tidak memiliki moralitas, kejujuran dan tanggung jawab terhadap tugas yang diemban atau diberikan. Ciri khas seorang koruptor biasanya pintar dalam berkepribadian, pembohong/penipu, banyak janji, melempar tanggung jawab, menyembunyikan fakta, dan yang paling tren dijaman sekarang melarikan diri(baiknya bunuh diri saja daripada diberlakukan hukuman mati bagi koruptor). Dengan alasan apapun tindakan korupsi tidak ada benarnya karena dampak korupsi bukan hanya merugikan secara materi bagi orang lain yang dirugikan tetapi juga secara moral, batin, atau psikis apalagi menyangkut regenerasi kehidupan manusia.
Indonesia merupakan Negara penghasil koruptor terbesar di dunia, korupsi di Indonesia tidak hanya meliputi penyelewangan penggunaan materi, tetapi juga penyelewangan penggunaan waktu dan jabatan yang banyak dilakukan oleh para aparat pemerintah, penegak hukum, dan pembuat peraturan hukum itu sendiri mulai dari tingkat terendah hingga tertinggi dan hampir menyentuh seluruh kalangan dan lapisan . Di Indonesia korupsi seolah-olah menjadi tradisi, sehingga penegakan hukum di Indonesia tidak terlaksana dengan benar, masyarakat kecil, para pencinta keadilan, penggiat anti korupsi, selalu menjadi korban.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
 |
| Abraham Samad |
Munculnya KPK memberikan harapan baru bagi para pecinta keadilan dan penggiat anti korupsi, namun tidak bagi para pemilik kesempatan untuk melakukan tindakan korupsi, sehingga keberadaan KPK sering sekali menjadi batu sandungan bagi para pemilik lahan basa. Selama ini KPK memang belum bekerja semaksimal mungkin diakibatkan karena banyaknya kasus-kasus korupsi dan faktor lainnya.
Kepemimpinan KPK sangat dibutuhkan dalam memerangi korupsi di Indonesia, sosok seorang pemimpin lembaga tersebut (KPK) merupakan dasar dalam kinerja pembarantasan tindak pidana korupsi di Indonesia. Kini KPK dipimpin oleh Abraham Samad. Samad adalah pimpinan KPK paling muda. Dia berusia 45 tahun, lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 27 November 1966. Abraham menyelesaikan pendidikan hukum strata satu hingga strata tiga di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Di Makassar, Samad dikenal sebagai aktivis antikorupsi. Dia penggagas sekaligus Koordinator Anti Corruption Committee di Sulsel. Salah satu kasus korupsi yang pernah dia bongkar yakni kasus yang melibatkan wali kota Makassar. Keberanian dan ketegasan Abraham Samad sangat dibutuhkan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Korupsi Mengakibatkan Terhambatnya Pembangunan di Bonapasogit
Orang-orang Batak juga tidak luput dari Tindak Pidana korupsi, sekarang ini banyak orang-orang Batak yang terlibat dalam kasus-kasus korupsi, demikian juga halnya Kepemimpinan yang ada di Bonapasogit beberapa kepala daerah di Kabupaten sudah ada yang masuk bui akibat tindak pidana korupsi. Ketertinggalan pembangunan di Bonapasogit bukan hanya diakibatkan oleh sedikitnya Anggaran yang masuk ke Bonapasogit dan Pendapatan Daerah yang masih sedikit(kecil), namun tindakan korupsi yang juga dilakukan oleh aparat pemerintah dan penegak hukum di Bonapasogit. Semoga masyarakat semakin mengerti dalam penentuan kepemimpinan di Bonapasogit, karena korupsi bukan budaya orang “Batak”.