Thursday, December 22, 2011

Panitia Pesta Danau Toba Kelimpungan

Samosir Art Festival 2011 Tawarkan Ragam Acara

JAKARTA-Ketua Umum Panitia Pesta Danau Toba (PDT) 2011 John Hugo Silalahi dirundung kecemasan. Pasalnya, sisa waktu kurang sepekan, tapi pembangunan panggung terbuka (open stage) di Paparat, belum juga rampung.

Kecemasan John Hugo langsung disampaikan ke Plt Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, melalui layanan pesan singkat, Senin (19/12) malam. Tidak mau jadwal PDT yang dimulai 27 Desember 2011 terganggu, Gatot pun bereaksi cepat.

“Ketua Umum Panitia, Jhon Hugo, SMS saya, minta pemprov memberikan perhatian untuk penyelesaian open stage di Parapat. Katanya, masih ada pekerjaan yang belum selesai yang dikhawatirkan tanggal 27 tak bisa sukses. Saya langsung telepon Kadis (Kadis Pariwisata Pemprov Sumut),” cerita Gatot saat ditemui usai mengikuti Rakor Gubernur di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Senin (19/12) malam.

Kepada Kadis Pariwisata, Gatot meminta agar memberikan perhatian terhadap pembangunan open stage di Parapat itu. Masalah dana sudah ada, yang sudah dianggarkan dari APBN.

“Pekerjaan untuk open stage itu dana dari APBN. Mudah-mudahan cepat selesai,” kata Gatot, tanpa menyebutkan berapa dana yang disiapkan untuk penyelesaian pekerjaan open stage itu.

Lalu, bagaimana dengan persiapan dana? “Itu resiko panitia”. Demikian jawaban Sekretaris Panitia Pesta Danau Toba (PDT) 2011 Nurlisa Ginting Senin (19/12), saat dikonfirmasi Sumut Pos mengenai kekurangan dana sebesar Rp800 juta dari Rp4,2 miliar dana yang dibutuhkan.

Saat ditanya mengenai optimisme panitia untuk menutupi defisit anggaran tersebut, Nurlisa terlihat berang. “Kok gitu pertanyaannya. Kita sudah sekitar 80 persen persiapannya. Ya kami tetap berusaha untuk memenuhi itu, dan semua tim yang tergabung dalam panitia juga mencari itu,” jawab mantan calon wakil wali kota Medan pasangan Sigit Pramono Asri pada Pilwalkot Medan 2010 lalu itu.

John Hugo Silalahi pun lantas menanggapi, persiapan pelaksanaan PDT 2011 sudah sekitar 85 persen. Untuk menutupi kekurangan, panitia sudah berusaha melakukan kerjasama dengan pihak sponsor. Namun, mantan Bupati Simalungun itu tidak menyebut nama-nama sponsor dengan alasan tidak ingat karena datanya tersimpan dalam file.

Ketidaksiapan panitia pun tampaknya mendapat perhatian dari Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu). “Diminta atau tak diminta, Poldasu siap untuk mengamankan PDT 2011. Untuk itu, tim akan segera meningkatkan koordinasi ke berbagai Polres di kawasan Danau Toba,” kata Kapoldasu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro saat menerima audensi Panitia PDT 2011, Jhon Hugo Silalahi, kemarin pagi di Mapoldasu.
Dalam audensi itu, Kapoldasu didampingi Dirlantas Poldasu Kombes Pol Bambang Sukamto, Dir Intel Poldasu Kombes Pol Bambang Soecahyo, Dir Pamobvit Kombes Pol B Tampubolon, dan Karo Ops Poldasu Kombes Pol Iwan H S. Sementara Ketum Panitia PDT 2011, Jhon Hugo Silalahi, didampingi pengurus Sophar Siburian, Marasal Hutasoit, Oloan Simbolon, Nurlisa Ginting (Sekum), dan Sulaiman.
Wisjnu mengingatkan, Panitia PDT 2011 juga harus memperkuat koordinasi dengan sejumlah Pemkab di kawasan Danau Toba dan Pemkab lainnya. “Karena ini menyangkut persiapan yang harus benar-benar mantap, meskipun panitia PDT dibentuk dalam singkat terbentuk,” ujarnya.

Menariknya, ketika Panitia Pesta Danau Toba resah hingga melapor kepada Plt Gubsu dan Kapolda, di sisi lain even Samosir Art Festival 2011 malah yakin sukses. Digelar sehari setelah pembukaan PDT, even ini diharapkan mampu menjaga eksistensi nilai-nilai luhur orang Batak. Ketua Panitia Samosir Art Festival 2011 Maria R Tampubolon menuturkan, acara tersebut akan dihelat di Pantai Pasir Putih Parbaba pada 28-29 Desember 2011 mendatang.

“Nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh nenek moyang orang Batak merupakan warisan yang sangat bernilai. Karena di dalamnya diajarkan tentang hidup dan berkehidupan yang baik. Olehnya, kami merasa berkepentingan menggelar acara semacam ini, karena generasi muda Batak harus terus diajak melestarikan budaya dan nilai luhur nenek moyangnya,” ungkap Maria, Selasa (20/12).

Mengusung tema ‘Generasiku Berbudaya,’ Samosir Art Festival 2011 akan menyuguhkan berbagai macam kegiatan, baik seni, budaya dan kampanye lingkungan hidup bernuanasa Batak. Berbagai macam jenis permainan tradisional, diantaranya Marsungkil, Margala, Marsiada, Marsudani dan Mariyeiye. Juga dimeriahkan dengn berbagai kegiatan tradisonal lainnya seperti ‘Turi Turian’ (Mendongeng), Puisi bahasa Batak, gondang anak anak, seruling Batak, Tari Tortor dan Pertunjukan Si Gale- gale.

Pihak penyelenggara, juga mendatangkan pemerhati lingkungan hidup untuk memberikan binaan kepada para siswa SMU yang juga berpartisipasi di acara ini. Dengan hal ini diharapkan dari generasi-generasi muda menyampaikan pesan tentang bagaimana menjaga alam dan lingkungan sebagai bagian kehidupan manusia kepada semua orang.

“Dukungan penampilan oleh artis Batak ternama seperti Yeppy Romero Pangaribuan dan Tongam Sirait, serta penampilan seni teater yang dipimpin Thompson Hutasoit serta artis dan pemain pendukung lainnya tentunya akan menambah semarak acara ini,” tambah Maria.

Ia juga berpendapat, dipilihnya Pantai Pasir Putih Parbaba di Pulau Samosir ini karena dianggap merupakan satu lokasi strategis. Selain memiliki potensi alam yang begitu indah pantai berpasir putih ini juga masih belum dikenal banyak wisatawan.

Pelaksanaan kegiatan di lokasi ini juga mendapatkan dukungan dari Yayasan Pomparan Ompu Raja Sihaloho. Selain dukungan dari masyarakat setempat, dukungan juga datang dari Yayasan Tona Toba Nature, sebuah yayasan yang konsen terhadap isu-isu lingkungan hidup. Bahkan Ketua Pengurus Yayasan Tona Toba Nature Olan Hutabarat dan Nalom Pangaribuan rencananya akan memberikan sumbangan lima ribu bibit pohon buah-buahan, yang akan diberikan secara cuma-cuma kepada setiap pengunjung yang datang di acara ini.
Pihak penyelenggara juga akan menggelar workshop mengenai Habatakon, seperti belajar menulis dan membaca aksara Batak, pameran pembuatan keramik asli dari putra daerah Pantai Pasir Putih Parbaba, mempelajari teknik membuat kain Ulos dan cara mewarnainya, yang berasal dari pewarna alami tumbuh-tumbuhan yang ditanam dan tumbuh di sekitar Pulau Samosir.

“Kami juga akan mendatangkan Victoria Renaux Abdoulaeva, seorang Spiritual Artis dari Rusia, yang akan mengajarkan langsung kepada peserta untuk melukis, dan di akhir acara tiga hasil lukisan terbaik akan dijual, dan hasil penjulannya akan disumbangkan kepada Syahruddin Harahap, seorang seniman Batak yang saat ini sedang sakit,” ujar Maria.

Lebih lanjut Maria mengatakan, bahwa untuk mendukung suksesnya gelaran tersebut, pihaknya didukung juga oleh Annette Horschman Sialagan, warga negara Jerman yang memilih menjadi Warga Negara Indonesia, karena kecintaanya kepada seni budaya Batak dan tentunya Danau Toba. Annette didaulat menjadi Koordinator Lokal, yang akan mempersiapkan dengan maksimal pelaksanaan acara Samosir Art Festival 2011.

Menurut Annette, pihaknya juga mendapatkan sumbangan empat ribu buku bacaan, yang diperuntukkan bagi anak-anak di Pulau Samosir, yang diberikan secara cuma-cuma oleh Sekjen Yayasan Samosir Cerdas Laris Naibaho. (sam/ari/saz)
Free web Counter Log Counter powered by  http://www.myusersonline.com
stay younger