Tuesday, July 17, 2012

PEMIMPIN SEJATI ADALAH SEORANG SELAIN HEROIK JUGA MOTIVATOR ULUNG

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas(terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha), arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Menurut McClelland ada 3 (Tiga)" Kebutuhan" mengapa Motivasi sangat diperlukan (Teori Motivasi Kontemporer) :
    • Kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
    • Kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
    • Kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
Kebutuhan akan  Motivasi menurut McCleland juga diperkuat oleh beberapa teori yang menggenapi betapa pentingnya Motivasi dalam suatu Kepemimpinan :

Teori penentuan tujuan
Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama.  Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.


Teori penguatan
Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.

Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.

Teori harapan
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DI MASYARAKAT

Di Indonesia jaman sekarang pada era demokrasi seorang pemimpin di masyarakat ditentukan oleh hasil pilihan masyarakat berdasarkan suara terbanyak (mayoritas), kegamangan masyarakat Indonesia pada umumnya dalam mengartikan demokrasi menyebabkan bahwa seorang pemimpin diperoleh dari mayoritasnya berdasarkan hasil voting, sehingga proses mendapatkan seorang pemimpin dapat dilakukan secara instant oleh orang-orang yang memiliki power, modal yang kuat, kepopuleran dan kebutuhan masyarakat terhadap pandangan "mayoritas" dan "minoritas" golongan tertentu  terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sehingga seorang pemimpin hanya ditentukan oleh posisinya saja bukan karena kepemimpinannya (cenderung subyektif).
"Posisi (kedudukan)i menjadikan Pemimpin, tetapi Pemimpin Sebenarnya adalah akibat kepemipinannya menjadikan atau menentukan posisinya sebagai seorang Pemimpin"
Ada banyak sumber yang mengartikan arti seorang Pemimpin dan sering sekali orang menyatakan seseorang menjadi pemimpin hanya secara kasat mata yang diperoleh dari kedudukan (posisi) atau Jabatan, uang, Modal yang banyak, rupa atau wajah, kepopuleran dan lain-lain  namun jarang yang memikirkan siapakah seseorang pemimpin sebenarnya yang bisa berposisi dimana saja, ketika di depan berposisi untuk menarik, d ibelakang untuk mendorong, di atas untuk tempat bergantung dan berteduh, di bawah untuk tempat bersandar atau berpijak? sehingga terkadang seorang pemimpin sebenarnya bisa pada posisi yang rahasia (secret).

Pemimpin secara harafiah adalah sebutan bagi orang-orang yang berada di posisi puncak kekuasaan sebagai orang yang menentukan kebijakan atau keputusan terakhir terlepas dari bagaimana cara memperoleh posisi dan bagaimana masyarakat cara menilai seorang disebut seorang pemimpin. Namun "Pemimpin Sejati" untuk mendapatkan seorang pemimpin sejati sebenarnya perlu memahami arti dari kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau masyarakat atau negaranya, sehingga seorang "pepimpin sejati" adalah seseorang selain heroik juga mampu memotivasi para pengikutnya, masyarakat dan negaranya atau sebagai motivator ulung yang ajarannya tidak mati dimakan oleh jaman (tetap dikenang) dan mampu berposisi dimana saja.

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan (Visi), daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik di masyarakatnya yang masih diakui hingga sekarang  seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sisingamangaraja XII,  Sukarno, Jenderal Sudirman, Nelson Mandela, Mahatma Gandhi dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku.  Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata. Dalam hal ini penulis mencoba mendefenisikan Pondasi  Kepempinan  efektif di masyarakat adalah
"berpikir berdasarkan misi negara, bertindak berdarkan undang-undang dan hukum yang berlaku dan menegakkannya secara jelas dan nyata  tanpa pandang bulu"
Ada beberapa syarat untuk mendapatkan pengakuan pemimpin sejati dan sebenarnya di masyarakat :
  1. Tidak bersifat Eksistensi tetapi Bersifat Integritas antara perkataan dan perbuatan sama 
  2. Keunggulan melayani, tidak otoriter
  3. Team Work , Tidak one man show
  4. Berpikir Positif, tidak mengandalkan sikap senioritas
  5. Bersifat Networking, tidak sebatas mengandalkan kemampuan diri.
Maka sebagai masyarakat sebagai pengikut harus mampu melihat siapakah pemimpin atau calon pemimpin sebenarnya begitu juga sebagai seorang pemimpin atau calon pemimpinnya apakah memiliki syarat dasar untuk disebut sebagai seorang pemimpin.

Dalam hal ini generasi muda Indonesia khususnya yang masih memiliki keturunan Batak perlu mempelajari latar belakang proses seseorang menjadi pemimpin yang sebenarnya berdasarkan pengalaman yang disebut para pemimpin dan para motivator ulung atau tokoh-tokoh tersebut  beserta produk-produk apa saja yang telah dihasilkan oleh seorang pemimpin, maka kita perlu mempelajarinya dengan sikap positif terlepas dari sisi negatif seorang tokoh yang tidak berguna (karena tidak ada yang sempurna) yang didapat atau didengar melalui sumber-sumber yang tidak jelas, maka mulailah kita mempelajari biografi para tokoh-tokoh beserta produk-produknya tersebut sebagai bahan untuk menjalani masa depan yang lebih cerah.
Free web Counter Log Counter powered by  http://www.myusersonline.com
stay younger