Menurut para penatua dahulunya "Sinode Godang" merupakan salah satu tingkatan tertinggi pertemuan para Pendeta dalam pembahasan segala rencana program Pelayanan HKBP dan membahas kekurangan Program dan Pelayanan (Kinerja) HKBP yang telah terlaksana, sebagai salah urutan teratas dalam Sinode Godang sedangkan pemilihan Ephorus (Pucuk Pimpinan HKBP) sebagai pembahasan terakhir (sebagian kecil atau urutan terakhir dan bukan yang utama) dari Sinode Godang. Namun sekarang terbalik tidak tahu pasti ide siapa sehingga "pemilihan Ephorus" sebagai ajang utama atau program utama dalam "Sinode Godang", dengan metode bahwa Ephorus harus mendapat restu dari tiap distrik yang diutus oleh gereja-gereja yang membuat para calon harus memperkenalkan diri ke tiap-tiap distrik (wilayah) untuk mendapat dukungan.Dukung mendukung terjadi, team sukses pun dibentuk, dengan alasan demokrasi yang jauh dari sikap perhelatan seorang hamba atau pelayan Tuhan, layaknya pemilihan calon kepala daerah, calon presiden, calon pimpinan tertinggi melalui voting, pragmatisme politik pun terjadi yang cenderung menyebabkan perpecahan, dan tidak terhindar dari money politik oleh para team sukses dan kepentingan-kepentingan lain yang menginginkan bagian dari kekuasaan HKBP sehingga kemungkinan Ephorus bisa saja terpilih atas jasa yang menginginkan imbalan sepadan bahkan lebih layaknya team sukses calon kepala daerah yang mendukung dengan kekuatan finansial, kekuatan politik, kekuatan partai, kekuatan kekuasaan di pemerintahan, kekuatan massa berupa proyek dan lain-lain.