Wednesday, September 26, 2012

PILKADA : Sumut Naik Kelas Dari Bintang Dua Menjadi Bintang Tiga


Bakal Cagubsu : LetJend (Purn). AY. Nasution dan LetJend (Purn) Cornel Simbolon
Pemilihan Kepala Daerah maupun Pemilihan Presiden tidak terlepas dari peranan atau keikutsertaan militer dan dipastikan dalam setiap pemilihan pasti ada pensiunan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang maju sebagai calon kepala daerah atau Kepala Negara yang diusung oleh partai-partai besar yang memiliki kekuatan di parlemen maupun di pemerintahan. Tidak tanggung-tanggung para kandidat yang diusung dari pensiunan TNI setidaknya berpangkat Mayor Jenderal (Berbintang Dua), Letnan Jenderal (Berbintang Tiga) dan Sang Jenderal Penuh (Berbintang Empat). Para Jenderal yang telah pensiun ini memang telah mengerti posisi atau aturan main untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Negara atau Kepala Daerah. 

Pensiunan Jenderal TNI (Bintang Empat) dan Letnan Jenderal (Bintang Tiga) biasanya ikut mencalonkan atau dicalonkan sebagai Kepala Negara (Presiden) setidaknya juga sering duduk dijajaran pembantu Presiden seperti Menteri sedangkan Mayor Jenderal (Bintang Dua) dan Brigadir Jendral (Bintang Satu) biasanya ikut mencalonkan diri sebagai calon Gubernur atau Kepala Daerah Tingkat I. 

Para Pensiunan Jenderal yang hendak mencalonkan diri sebagai Presiden atau Gurbernur pada umumnya juga memiliki karir  bagus dan strategis ketika aktif sebagai militer. Untuk menjabat sebagai Presiden posisi sebagai Jenderal yang pernah menduduki jabatan Panglima TNI (Jenderal Bintang Empat) atau Kepala Staff sedangkan Pangdam (Mayor Jenderal Bintang Dua) biasanya dikader untuk menjadi Kepala Daerah Tingkat I (Gubernur). Yang menjadi nilai jual mantan TNI tentunya paling sering diharapkan masyarakat sipil adalah kemampuan menjaga stabilitas keamanan, ketegasan, serta kedisiplinan dalam memimpin namun masyarakat juga masih merasa enggan dengan “ekslusivisme” dan trauma kepemimpinan TNI pada masa orde baru, mantan Presiden Soeharto menempatkan militer sebagai bagian penting dari alat melanggengkan dan memperluas kekuasaan selain birokrasi dan teknokrat. ABRI dijadikan instrumen penting dalam menjaga kebijakan kooperatisme. Dengan dalih menjaga stabilitas, Presiden Soeharto memberikan banyak peran istimewa, menempatkan banyak perwira sebagai menteri, gubernur, walikota, bupati, irjen dan lain-lain. Posisi istimewa ABRI tidak hanya pada ruang politik, namun berada pada ruang yang lain seperti ekonomi. Pemerintahan orde baru menempatkan banyak perwira aktif untuk menjadi komisaris atau direktur utama BUMN dan BUMD, dan masa peralihan menuju era reformasi. 

Di Sumatera Utara yang hendak melakukan pemilihan Kepala Daerah (Gubernur periode 2013-2018) kali ini memang cukup unik nama-nama yang muncul sebagai bakal calon Gubernur Sumut yang santer diberitakan dan telah menyatakan diri secara langsung maupun melalui alat-alat peraga yang tersebar di daerah-daerah terdiri dari kalangan mantan TNI yang berpangkat Purnawirawan Letnan Jenderal seperti Letjend (Purn) A.Y Nasution dan Letjend (Purn) Cornel Simbolon, kedua bakal calon ini juga mantan petingi TNI yang memiliki jabatan strategis seperti Letjend (Purn) A.Y. Nasution sebelumnya adalah mantan PANGKOSTRAD (Panglima Komando Strategi Angkatan Darat) Tentara Nasional Indonesia, sedangkan Letjend(Purn) Cornel Simbolon adalah seorang mantan WAKASAD (Wakil Kepala Staff Angkatan Darat).
Sebelumnya, setelah reformasi Gubernur Sumut juga diduki oleh seorang mantan Mayor Jenderal (Purn) Tengku Rizal Nurdin dari hasil pemilihan di legislative  dan setelah pilkada langsung (2008) terpilih Syamsul Arifin, SE (Sipil) sebagai Gubernur Sumut. Pada persaingan tahun 2008 nama LetJend Cornel Simbolon juga sempat maju sebagai bakal calon Gubernur Sumut namun setelah verifikasi KPU nama Cornel Simbolon tidak ada lagi. Pada persaingan Gubsu 2008 hanya nama MayJend (Purn) Tritantomo mantan Pangdam Bukit Barisan berpasangan dengan Dr. Benny Pasaribu  sebagai wakil yang maju sebagai calon Gubsu(Diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan-PDIP) bersaing dengan beberapa kandidat yang berasal dari Sipil dan dimenangkan oleh pasangan Syamsul Arifin, SE dan Gatot Pudjo Nugroho sebagai Wagubsu periode 2008-2013. Kali itu Calon Gubernur Sumut berasal dari TNI yang dipilih langsung oleh Rakyat Sumut kalah.

Kali ini, periode 2013-2018 nama bakol calon Gubernur Sumut pun muncul dari kalangan TNI dan yang muncul  adalah para Jenderal Bintang Tiga (Letnan Jenderal), putra terbaik TNI ini sepertinya tidak ingin kalah lagi sehingga sampai saat ini belum muncul mantan Jenderal Bintang Dua (Mayor Jenderal) setingkat Pangdam atau Kapolda. 

Namun apabila ditilik dari pemilihan Gubsu 2008 dan pemilihan Gubernur Kota Besar lainnya pada era sekarang (2012) seperti Jakarta, para Jenderal Purnawirawan juga banyak yang kalah dalam pemilihan langsung. Sosok yang sederhana, merakyat dan berasal dari kalangan sipillah yang menang sebagai contoh Jokowi dan Ahok serta Gubsu periode 2008 Syamsul Arifin,SE dan Gatot Pudjo Nugroho. Apakah Pilkada Sumut 2013-2018 juga akan dimenangkan oleh kalangan Sipil seperti Ibukota Jakarta?, sangat menarik untuk disaksikan karena pemilihan Kepala Daerah langsung bisa menjadi gambaran untuk pemilihan Presiden yang berasal dari kalangan TNI dan Sipil.
Free web Counter Log Counter powered by  http://www.myusersonline.com
stay younger