Berdasarkan Polling yang dibentuk
oleh komunitas Forum Masyarakat Peduli Bonapasogit (FMPB-SUMUT) baik dari dunia
maya seperti facebook maupun Blog, pasangan Haji Amri Tambunan dan Dr. RE
Nainggolan masih menjadi Favorit untuk dipilih menjadi Gubernur Sumatera Utara periode
2013-2018. Pada umumnya responden berasal dari kalangan anak muda yang berasal
dari Sumatera Utara baik yang di Sumut maupun di luar Sumut. Responden tidak hanya memiliki latar belakang
keturunan Batak tetapi benar-benar mengenal pasangan Cagub tersebut karena
telah lama berkiprah sebagai birokrat di Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil survey dan
pendekatan social di lapangan apa yang menjadi alasan mengidolakan pasangan
Cagub Haji Amri Tambunan dan Dr. RE. Nainggolan untuk menjadi Gubernur Sumut
periode 2013-2018 adalah sebagai berikut :
1.
Track
Record (Jejak Rekam)
-
Pengalaman Memimpin Birokrasi (Pemerintahan)
Pengalaman birokrasi yang dimiliki pasangan calon
Gubernur dan Wakil Gubernur 2013-2018 Haji Amri Tambunan dan Dr. RE Nainggolan
memang berbeda dari kandidat lain yang mencalonkan diri maju sebagai Gubernur
Sumut 2013-2018. Kiprah pasangan calon nomor urut 4(empat) ini dalam memimpin
pemerintahan lebih memiliki pengalaman dibandingkan yang lainnya. Kedua
pasangan masih dan sudah pernah menjadi kepala daerah di Sumatera Utara.
Khusus untuk Dr. RE Nainggolan beliau sudah pernah menjadi Sekretaris Daerah Propinsi Sumatera Utara. Sekretariat daerah (disingkat setda) adalah unsur pembantu pimpinan pemerintah daerah, yang dipimpin oleh sekretaris daerah (disingkat sekda). Sekretaris daerah bertugas membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, sekretaris daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Sekretaris Daerah diangkat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah karena kedudukannya sebagai pembina PNS di daerahnya. Sekretaris Daerah dapat disebut jabatan paling puncak dalam pola karier PNS di Daerah.
Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) merupakan unsur pembantu pimpinan Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Sekretariat Daerah Propinsi bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah Propinsi. Sekretaris Daerah untuk provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur. Sekretaris Daerah dibantu oleh beberapa asisten. Sekretariat Daerah Provinsi terdiri atas sebanyak-banyaknya 5 Asisten; dimana Asisten masing-masing terdiri dari 3 biro.
- Latar Belakang Pendidikan
Amri Tambunan dan Dr. RE Nainggolan memiliki latar belakang pendidikan yang sama yaitu berasal dari Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) atau IPDN atau IIP (Sekarang) adalah salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi Kedinasan dalam lingkungan Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, yang bertujuan mempersiapkan kader pemerintah, baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Pada 10 Oktober 2007, dalam sebuah sidang kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk mengubah IPDN menjadi Institut Ilmu Pemerintahan (IIP). Kemudian Dr. RE Nainggolan melanjutkan pendidikannya hingga Strata 3 (S3) untuk mengambil program Doktoral di Universitas Sumatera Utara (USU).
- Jenjang Karir (Kepemimpinan) di Sumut
Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) merupakan unsur pembantu pimpinan Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Sekretariat Daerah Propinsi bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah Propinsi. Sekretaris Daerah untuk provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur. Sekretaris Daerah dibantu oleh beberapa asisten. Sekretariat Daerah Provinsi terdiri atas sebanyak-banyaknya 5 Asisten; dimana Asisten masing-masing terdiri dari 3 biro.
- Latar Belakang Pendidikan
Amri Tambunan dan Dr. RE Nainggolan memiliki latar belakang pendidikan yang sama yaitu berasal dari Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) atau IPDN atau IIP (Sekarang) adalah salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi Kedinasan dalam lingkungan Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, yang bertujuan mempersiapkan kader pemerintah, baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Pada 10 Oktober 2007, dalam sebuah sidang kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk mengubah IPDN menjadi Institut Ilmu Pemerintahan (IIP). Kemudian Dr. RE Nainggolan melanjutkan pendidikannya hingga Strata 3 (S3) untuk mengambil program Doktoral di Universitas Sumatera Utara (USU).
- Jenjang Karir (Kepemimpinan) di Sumut
Haji Amri Tambunan dan Dr RE Nainggolan (Cagubsu 2013-2018)
keduanya memang memiliki karir birokrasi yang mumpuni dimulai dari tingkat
bawah yaitu sebagai Kepala Desa (Lurah) hingga keduanya pernah menjadi Kepala
Daerah (Bupati), dan Jabatan-Jabatan Struktural di Pemerintahan Propinsi
Sumatera Utara, Haji Amri Tambunan masih menjadi Bupati Deli Serdang hingga
sekarang, sedangkan Dr. RE Nainggolan pensiunan Sekretaris Daerah Propinsi
Sumatera Utara.
-
Miskin Isu Negatif
Public figure atau seseorang yang ditokohkan dan
memiliki kedudukan sebagai pemimpin memang tidak terlepas dari isu negative/miring, apalagi dalam khasanah pertandingan atau
perebutan kedudukan. Namun isu Negatif untuk pasangan Cagubsu no urut 4 Haji
Amri Tambunan dan Dr. RE Nainggolan tidak menyurutkan calon pemilih dikarenakan
prestasi-prestasi figur dalam melakoni kehidupan sehari-hari maupun dunia kerja
selama menjadi pejabat di Sumatera Utara. Keinginan masyarakat untuk memilih
karena mereka berdua belum pernah terkait kasus hukum.
2.
Hubungan
Emosional
Keduanya
memanglah keturunan Batak atau berdarah Batak namun tidak itu yang membuat
mereka favorit untuk dipilih, kedua calon Gubsu dan Wagubsu tersebut telah lama
berkiprah di Sumatera Utara dibandingkan calon-calon yang datang dari luar sehingga
baik dan buruk, kelebihan dan kekurangan calon dapat diantisipasi oleh
pendukung dan masyarakat. Semboyan itu dipertegas dengan motto calon pemilih
Haji Amri Tambunan dan Dr. RE Nainggolan “Tak Kenal Maka Tak Sayang”
3.
Pengalaman
dan Teruji
Pemahaman
Persoalan Kondisi Sosial Masyarakat & Pemerintahan menjadikan Haji Amri
Tambunan dan Dr RE Nainggolan sebagai satu-satunya kandidat Gubernur 2013-2018 yang
berani dan mendapat apresiasi sebagai Pemimpin yang berpengalaman dan Teruji.
4.
Latar
Belakang Politik
Pengalaman
sebagai Kepala Daerah yang merupakan
Jabatan Politis memang tidak diragukan lagi namun kedua Cagub dan Wagub
2013-2018 (Haji Amri Tambunan dan Dr. RE Nainggolan) tetap memiliki perbedaan
dari calon-calon lainnya. Pasangan Haji Amri Tambunan dan Dr. RE Nainggolan
lebih menohok atau lebih popular dengan Karir pribadinya di Birokrasi dan
pengalaman-pengalaman di Pemerintahan lainnya dan kedekatan dengan masyarakat di
Sumatera Utara. Ini menjadi keuntungan tersendiri dimana tingkat apatis
(Ketidakpercayaan) terhadap situasi politik Indonesia sangat rendah, masyarakat
pada umumnya memilih bukan lagi karena partai pendukung melainkan siapa yang
ditokohkan untuk dijagokan menjadi pemimpin di Sumatera Utara.
5.
Sederhana,
Ramah, Santun dan Bersahabat
Bagi kebanyakan
orang Sumut yang jelas keduanya(Haji Amri Tambunan dan Dr. RE Nainggolan) telah
lama dikenal masyarakat Sumatera Utara tidak hanya sewaktu mencalonkan untuk
menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2013 -2018.
6.
Berjiwa
Nasionalis
Keduanya adalah
tokoh dan pemimpin yang asli berasal dari Sumatera Utara yang terdiri dari
berbagai Etnis (Suku), Agama dan Ras dan Sumut dikenal sebagai Barometer
Indonesia untuk toleransi beragama, bersuku dan Ras ketika mereka menjabat atau
sedang menjabat sebagai pemimpin di Sumatera Utara. Kesadaran dan pengakuan itupun
didukung oleh partai nasionalis yang memajukan Haji Amri Tambunan dan Dr RE
Nainggolan.
7.
Visi
dan Misi
Memajukan, mensejahterakan Sumut dan Sumut menjadi sentral di Indonesia.
8.
Harapan
dan Tujuan Masyarakat Memilih Haji Amri Tambunan dan Dr RE Nainggolan
Harapan dan
Tujuan masyarakat untuk pasangan tersebut lebih kepada perbaikan system Birokrasi
Pemerintahan Sumatera Utara dengan menggandeng, memadukan seluruh pemerintahan
tingkat kabupaten/kota sehingga sumber daya alam dan sumber daya manusia
Sumatera Utara dapat lebih dioptimalkan dan menutup peluang korupsi apartur Negara
di Sumatera Utara dari pemerintahan
mulai tingkat terendah hingga tertinggi untuk menjadikan Sumut sebagai
sentral Indonesia.
9.
Siap Menang
dan Siap Kalah
Haji Amri
Tambunan dan Dr RE Nainggolan telah teruji dan berpengalaman memimpin
pemerintahan yang ada di Sumatera Utara, Kata “Menang” adalah untuk melanjutkan
cita-cita lama Sumut yang belum kesampaian sebagai Pemimpin dan memperbaiki
kekurangan diberbagai sektor sehingga “Siap Menang” membuat pasangan Cagub dan Wagubsu tersebut
tidak kaku dan bingung memimpin Sumatera Utara. Sedangkan “Siap Kalah” kedua
pasangan tersebut adalah orang lama di Sumatera Utara mereka telah menjadi
Tokoh yang tidak coba-coba untuk memimpin masyarakat Sumut sehingga keduanya
masih menjadi panutan masyarakat untuk di dengar suaranya.
10. Patut
Dicontoh Kaum Muda Untuk Menjadi Pemimpin
Apa yang patut
di contoh dari pasangan H. Amri Tambunan dan Dr RE Nainggolan dalam berkarir
dan mencapai kepemimpinan di Sumatera Utara adalah keuletan dan tidak instan
untuk memperoleh kedudukan penting di Sumatera Utara, kedua tokoh tersebut
melaluinya mulai tingkat terendah hingga siap menjadi pemimpin di Sumatera
Utara dengan berbagai tahapan yang dilalui melalui jalur yang semestinya.
11. Tidak
ada pilihan lain
Munculnya lima
pasangan calon Gubsu dan Wagubsu 2013-2018 Bagi warga Sumatera Utara tidak
begitu menggairahkan, mulai dari hingar bingarnya keinginan munculnya calon
pemimpin Sumut seperti Jokowi-Ahok di Jakarta yang terkenal dengan prestasi dan
sifatnya yang mau turun langsung melihat kondisi masyarakat untuk menyelesaikan
persoalan rupanya sangat berpengaruh terhadap pemilihan Gubsu. Belum lagi
munculnya calon-calon Gubernur yang prestasinya tidak pernah terdengar di Sumut
bahkan minimnya informasi prestasi-prestasi dari media-media cetak /elektronik
skala nasional maupun local membuat sebagian masyarakat apatis. Sikap apatis
juga muncul dari calon Incumbent yang terbukti tidak mampu berbuat apa-apa di
Sumatera Utara, Incumbent yang memang belum lama berkiprah di Sumatera Utara
rupanya belum mampu membaca situasi Sumatera Utara, sehingga masyarakat tidak
mau kembali coba-coba untuk memilih pendatang Baru di Luar Sumatera Utara
dengan kata lain Sumut telah lebih dahulu mendatangkan yang dari luar Sumut
sebelum Propinsi Jakarta selama pemilihan langsung diberlakukan. Kondisi
tersebut membuat pada umumnya masyarakat lebih memilih pasangan yang telah
teruji dan berprestasi secara pribadi untu memimpin Sumut.
12. Berpeluang
Menang Sebagai Gubsu dan Wagubsu 2013-2018
Haji Amri
Tambunan-Dr. RE Nainggolan telah “Dikenal” dan “Dikenang” Masyarakat
Sumut untuk siap “Dipilih” dan lebih Siap “Menang” Siap “Kalah”.