FPPB TAPUT (30/8) -- Pemilukada Taput 2013 yang akan diselenggarakan
rencana tanggal 10 Oktober 2013 yang akan datang, diperkirakan akan
memiliki jumlah golput yang sangat tinggi mencapai 40-55 % Jumlah
pemilih tetap di Tapanuli Utara, hal ini dapat dilihat dari tingkat
partisipasi masyarakat yang menurun pada Pilgubsu yang lalu pada 7 Maret
2013. Selain tingkat kejenuhan yang dialami para calon pemilih,
disinyalir pihak penyelenggara pemilu di Taput sangat kurang
mempromosikan (sosialisasi) pesta demokrasi pemilihan Bupati/wakil
Bupati yang akan berlangsung pada bulan oktober mendatang.
Tingginya angka golput di Taput juga terlihat dari "gairah politik" yang terjadi di Taput, minimnya pemberitaan-pemberitaan media cetak maupun media elektronik skala nasional maupun lokal mengenai pesta demokrasi yang akan berlangsung dan kecendrungan calon pemilih Taput yang apatis (tidak peduli) dengan alasan-alasan lebih baik mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
Tingginya angka golput di Taput juga terlihat dari "gairah politik" yang terjadi di Taput, minimnya pemberitaan-pemberitaan media cetak maupun media elektronik skala nasional maupun lokal mengenai pesta demokrasi yang akan berlangsung dan kecendrungan calon pemilih Taput yang apatis (tidak peduli) dengan alasan-alasan lebih baik mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
Melihat kondisi tersebut, FPPB Taput akan melakukan sosialisisi agar masyarakat ikut serta pada proses pilkada yang akan berlangsung pada bulan oktober mendatang. Selain mengajak, FPPB Taput juga akan menghimbau para calon pemilih di Taput, mengawasi dan melaporkan segala bentuk-bentuk pelanggaran pilkada dengan mensosialisasikan berbagai bentuk pelanggaran pilkada. FPPB Taput juga akan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghindari konflik-konflik horizontal sesama masyarakat yang berbeda dukungan, gerakan "No Money Politic", agar di Taput terwujud Pilkada yang bersih, jujur, adil, bermartabat sehingga menghasilkan pemimpin yang berkualitas.
FPPB Taput dalam penelitiannya tentang Keberadaan "Golput", berdasarkan kriteria sebagai berikut :
A. ALASAN TEKNIS
FAKTOR :
- Tidak terdaftar di DPS
- Tidak terdaftar di DPT
- Kesalahan calon pemilih sendiri
- Terdaftar di DPT namun tidak berdomisili di Taput
- Kesalahan terjadi karena KPUD tidak sungguh-sungguh dalam pendataan calon pemilih.
- KPUD kurang koordinasi dengan perangkat pemerintah yang bersentuhan langsung dengan rakyat seperti kepala desa.
- KPUD sengaja melakukan kecurangan untuk kepentingan tertentu.
- Pemilih sudah terdaftar namun tidak punya waktu untuk hadir di TPS5.Calon Pemilih masih terdaftar di DPT namun tidak lagi berdomisili di Taput bahkan sudah memiliki KTP di Daerah lain, hal ini sering digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
B. ALASAN IDEOLOGI
Faktor :- Primordial (Parmargaon, Paradaton, Hubungan Keluarga).
- Sektarian (Suku, Agama, Ras)
- Partai/ Organisasi
- Tidak adanya hubungan marga, kekerabatan, saudara terhadap Kandidat membuat calon pemilih malas untuk hadir.
- Tidak seiman(seagama), satu suku, ras membuat pemilih enggan untuk memilih tidak sesuai dengan ajaran agama, adat dll, biasanya terjadi pada suku, agama, ras yg minoritas di daerah pemilihan.
- Aturan organisasi yang mengikat ketika organisasi tidak menentukan pilihan untuk salah satu kandidat.
C. ALASAN KEBUTUHAN
Faktor : " Pertimbangan Ekonomis"
Penyebab :
Kelompok ini terdiri dari rakyat kecil yang merasa rugi meninggalkan aktivitasnya sehari-hari seperti seorang petani, pedagang2 kecil, yg mencari makan dan bergantung kepada penghasilan harian (rentan money politic untuk datang ke TPS).
D. ALASAN APATIS DAN PESIMIS
Faktor : "Ketidakpercayaan terhadap penguasanya/pemimpinnya"
Penyebab :
- Pengalaman yg sudah dilalui memilih pemimpin atau tidak memilih pemimpin tidak membawa perubahan yg berarti kepada kehidupan calon pemilih.
- Tidak dapat merubah sistem yang ada.
E. ALASAN IDEALISME DAN KEPERCAYAAN
Faktor :
- Figur/Kandidat tidak ada yang cocok
- Tim Sukses tidak disukai.
- Tim Sukses tidak menyampaikan dengan benar latar belakang kandidat dan Program-programnya
Penyebab :
- Menetapkan pilihan untuk tidak memilih berdasarkan rasionalitas, pemilih cerdas, tidak mau diberi uang (suap) untuk menggunakan hak pilihnya dan siapapun yg menang tetap menaruh kepentingan.
- Lebih sebagai pengamat pilkada bukan peserta sampai mendapat figur tepat.