HUMBAHAS- Perusahaan industri bubur kertas (pulp) PT Toba Pulp Lestari (TPL), selain menjadi fenomena rusaknya lingkungan hidup dan sarana infrstruktur, juga menjadi penyebab rusaknya tatanan kehidupan sosial masyarakat adat di Bonapasogit yang dimulai dari sengketa tanah, khususnya tanah adat. Hal itu ditegaskan Ketua Umum Forum Masyarakat Peduli Bonapasogit (FMPB) Turman Simanjuntak, Kamis (26/7) saat dihubungi METRO melalui ponselnya.
“TPL tidak hanya merusak lingkungan akibat penebangan dan pembuangan limbah yang menimbulkan berbagai penyakit untuk manusia. Termasuk juga untuk tanaman hutan maupun pertanian masyarakat. Tidak hanya sampai disitu, keberadaan TPL juga menyebabkan perselisihan di kalangan masyarakat Batak akibat ada yang pro dan kontra khususnya soal tanah adat,” ujar Turman. Turman mencontohkan, sengketa tanah adat di Kecamatan Pollung, Kebupaten Humbang Hasundutan dengan pihak PT Toba Pulp Lestari. ”Kita sudah lihat perjuangan masyarakat Kecamatan Pollung untuk mempertahankan tanah adat mereka yang masuk ke area hutan tanaman industri TPL. Tapi sebagian masyarakat di Kecamatan Pollung yang memiliki kepentingan atau sudah menerima sesuatu dari pihak TPL malah pro TPL. Sehingga, masyarakat yang dahulunya bersaudara menjadi musuh bebuyutan,” bebernya.
“TPL tidak hanya merusak lingkungan akibat penebangan dan pembuangan limbah yang menimbulkan berbagai penyakit untuk manusia. Termasuk juga untuk tanaman hutan maupun pertanian masyarakat. Tidak hanya sampai disitu, keberadaan TPL juga menyebabkan perselisihan di kalangan masyarakat Batak akibat ada yang pro dan kontra khususnya soal tanah adat,” ujar Turman. Turman mencontohkan, sengketa tanah adat di Kecamatan Pollung, Kebupaten Humbang Hasundutan dengan pihak PT Toba Pulp Lestari. ”Kita sudah lihat perjuangan masyarakat Kecamatan Pollung untuk mempertahankan tanah adat mereka yang masuk ke area hutan tanaman industri TPL. Tapi sebagian masyarakat di Kecamatan Pollung yang memiliki kepentingan atau sudah menerima sesuatu dari pihak TPL malah pro TPL. Sehingga, masyarakat yang dahulunya bersaudara menjadi musuh bebuyutan,” bebernya.