Saturday, October 6, 2012

FMPB Sumut adalah Masyarakat anti Korupsi Dukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

"Kami Sadar Korupsi adalah Musuh Nomor Satu di Indonesia"

Mengapa harus dukung KPK?, karena Korupsi adalah persoalan klasik yang merongrong rusaknya moral para pemegang kuasa pengguna anggaran, pemangku jabatan, dan penguasa percaturan politik di Indonesia,yang hampir mengena keseluruh instansi-intansi pemerintah, instansi penegak hukum, instansi pembuat undang-undang bahkan instansi agama, tidak itu saja "Korupsi" telah dianggap sesuatu yang "Biasa" bahkan telah dianggap bagian dari kebudayaan atau tradisi yang tidak mungkin atau sulit diberantas. Kebiasaan korupsi telah menembus batas norma-norma yang merongrong rusaknya sistem bernegara dan berbangsa. Kebiasaan korupsi telah menular keseluruh biluk-biluk kehidupan, tidak hanya korupsi berupa "uang" namun juga korupsi "waktu" dari hal-hal kecil hingga yang besar, dari anak kecil hingga orang-orang dewasa.

Bisa dibayangkan seandainya KPK dibubarkan atau seandainya KPK dilemahkan maka kebiasaan korupsi akan semakin merajalela, para pemilik kekuasaan, pemangku jabatan tidak akan pernah peduli terhadap nasib rakyat kecil (termarginalkan). Rakyat kecil (masyarakat miskin) yang masih mayoritas di Indonesia akan tetap menjadi korban dari penguasa dan para pemilik modal, berkolaborasi untuk menambah pundi-pundi harta dan mempertahankan serta memperluas kekuasaannya.

Friday, October 5, 2012

FMPB SUMUT Mengucapkan Selamat Hari Guru Sedunia

Sejarah Hari Guru Sedunia

Sumber Gbr. Rima Nove Yanti
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Hari guru sedunia berkaitan dengan suatu peristiwa bersejarah pada tanggal 21 September-5 Oktober 1966. Yaitu diselenggarakannya konferensi antar pemerintah di Paris yang dihadiri oleh wakil dari 76 negara anggota Unesco termasuk Indonesia dan 35 organisasi internasional
.
Dituturkan Koordinator Komunitas Guru Jabar, Hartono, konferensi tersebut menghasilkan rekomendasi tentang status guru yang dikenal dengan ILO/Unesco, Recommendations Concerning the Status of Teachers. Isi rekomendasi tersebut diantaranya menekankan pada profesionalisme dan kesejahteraan guru khususnya di negera-negara berkembang
.
Profesionalisme guru menjadikan profesi guru tidak asal-asakan tapi memiliki bekal pengetahuan dan sejumlah kompetensi memadai, diantaranya pedagonis. Guru harus mencintai profesinya secara total dan tulus. Jangan sampai memilih profesi guru adalah merupakan pilihan kedua di tengah sulitnya mencari pekerjaan.

Wednesday, October 3, 2012

Ketika Orang Batak Dijerat Masalah atau Dibanggakan

Siapa yang tidak kenal Orang Batak? Orang yang dikenal keras dan pedas dalam berkata-kata, namun pantang menyerah dalam memperjuangkan kebenaran. Kita tidak bisa pungkiri bahwa Orang Batak atau seseorang yang bersuku Batak sudah tersebar keseluruh pelosok negeri Indonesia bahkan hingga keluar negeri. Padahal asal muasal Orang Batak adalah Sumatera Utara. Di Sumatera Utara, orang Suku Batak terbagi atas beberapa suku yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Semua suku tersebut memiliki kesamaan yaitu adanya marga. Marga ini adalah nama belakang keluarga. Kesamaan marga akan membuat secara naluriah adanya ikatan kekerabatan. Dengan adanya ikatan kekerabatan tersebut maka tak jarang kita temui organisasi/kelompok masyarakat yang didasari atas kesamaan marga. 
Dampak Negatif dan Positif

Kesamaan marga ini menjadi ikatan yang lebih erat didalam kehidupan bermasyarakat. Tentu orang yang bermarga sama lebih disayangi atau dihormati dibandingkan dengan marga lainnya walaupun sesama Orang Batak. Kekuatan marga ini juga membawa Orang Batak mudah dikenal komunitasnya. Seseorang memiliki marga, tentu kemungkinan besar dia adalah Orang Batak. Dengan begitu, kemanapun Orang Batak pergi pasti akan dikenal sebagai Orang Batak-jika dia masih menyertakan marga diakhir namanya.

Tuesday, October 2, 2012

GUBSU 2013-2018 : Kembalikan Citra Danau Toba Sebagai Kebanggaan Sumut Dan Indonesia


Danau Toba
Danau Toba merupakan salah satu ciri khas Sumatera Utara, bahkan Indonesia.  Boleh jadi disebut ciri khas Sumatera Utara dan Indonesia selain karena merupakan danau air tawar terbesar di Asia Tenggara, juga merupakan danau yang terjadi akibat letusan gunung berapi (Vulkanik) terbesar di dunia. Bahkan Tim peneliti multidisplin internasional yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.

Kedasyatan Gunung Toba tidak hanya membentuk Danau Toba yang begitu Indah ditambah dengan adanya Pulau Samoir yang berada di ditengah danau. “Gunung Toba” yang telah membentuk Danau Toba yang indah itu juga telah membentuk peradaban manusia yang disebut dengan Suku Bangsa “Batak” atau yang lebih dikenal dengan “Bangso Batak” terdiri dari beberapa sub suku(puak) terdiri dari: Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Angkola dan Pakpak. Dengan pola hidup dan karakteristik yang boleh dibilang “keras” dan  memiliki identitas kebudayaan yang sangat unik bahkan satu-satunya di Indonesia dengan pola hubungan keluarga, setiap klan diberi “Marga” untuk menandakan setiap keturunannya, pola hubungan marga (kekerabatan) yang bersifat patrilinial ini tidak diperbolehkan untuk menikah atau memiliki keturunan dengan yang se-marga, hingga saat ini orang-orang Batak sangat mentaati aturan yang telah disampaikan oleh leluhurnya. 

PILGUBSU 2013 : Masyarakat Sumut Dituntut Harus Cerdas

Ditulis Oleh : Eliap Lumbantoruan
Pemilukada Provinsi Sumatera Utara tahun depan(2013) sudah mulai bergelora, berbagai pihak sudah mulai menyatakan diri mampu menjadi "The Number One" di Provinsi itu. Akan tetapi, seperti proses pemilukada-pemilukada yang sudah-sudah, kriteria utamanya masih tetap yang punya uang (The Have). Sayangnya, yang punya uang ini pun tidak mampu mengukur dirinya mampu atau tidak secara kompetensi. Akibat dari banyaknya para petualang politik yang berduit ini, partai politikpun jual-jual mahal seperti "Tukang Ojek". Kriteria dukungan bukan pada kemampuan yang teruji dan layak untuk membangun daerah yang akan dipimpin tetapi lebih kepada jumlah "Getep (Kekutan Finansial)" yang bisa didapat dari calon-calon itu.

Lucu pertandingan pemilukada di Indonesia ini, semestinya partai-partai politik itu yang melakukan recruitmen untuk mencari calon mereka yang terbaik untuk dimajukan dalam pentas pertandingan tersebut, yang mereka dukung bukan hanya sebagai "Tumpangan Ojek" tapi sesungguh-sungguhnya mendukung luar dan dalam atau bahkan sampai berdarah-darah. Kenyataan yang terjadi, sebaik-baiknya calon pun, harus bergerilia mulai dari bawah sampai ke atas dengan biaya sendiri untuk bisa ikut bertanding, sekali lagi hanya untuk ikut bertanding. Tidak peduli mau mengeluarkan puluhan atau bahkan ratusan millyard asalkan ikut bertanding, sekalipun secara sadar bahwa kendaraan "Ojek" yang mereka tumpangi untuk ikut bertanding, hanya sebagai persyaratan administrative saja dan tidak begitu berpengaruh terhadap proses pemenangan pada saat pertandingan. 
Free web Counter Log Counter powered by  http://www.myusersonline.com
stay younger