Wednesday, June 27, 2012

Lagi Pemberian Marga Kepada Yang Dianggap Tokoh di Sumut

Plt Gubsu Dinobatkan Marga Lubis Oleh Pemangku Adat Madina

 

PANYABUNGAN (Berita) : Pemangku Adat Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menobatkan  Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara  (Plt Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho sebagai marga Lubis dengan gelar Mangaraja Gomgom Nagori Nauli Lubis dan juga menobatkan Ketua Tim Penggerak PKK Sumut  Hj Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho bermarga Nasution dengan gelar Namora Hadamean Haholongan Nasution, Selasa (26/6) di Eks Kantor Bupati Mandailing Natal, Panyabungan.

Penobatan gelar dan pemberian marga ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembukaan Pekan Olah Raga Pelajar Daerah Sumatera Utara (Popdasu) ke-X di Kabupaten Madina. Secara resmi Penobatan Plt Gubsu manjadi marga Lubis dan Ketua Tim PKK Sumut menjadi Boru Nasution.

Tuesday, June 26, 2012

North Sumatera Old Photos and Videos Collection

To see more old photos and videos about North Sumatera, Batak , Melayu, Lake Toba, Samosir Island Please Like

Koleksi hitam/putih foto² Sejarah & Budaya - Sumatera Utara


Add caption

Friday, June 22, 2012

Data BPS : Warga Malaysia Pengunjung Danau Toba Terbanyak

Ketika Sumut Jadi Surga Bagi Malaysia

Jika ada yang bertanya ke negara manakah kebanyakan orang Indonesia menghabiskan uangnya untuk berbelanja sambil berwisata? Jawabnya sudah pasti adalah negeri Jiran Malaysia dan Singapura. Yah, dua negara ini memang dijadikan sebagai surga untuk berbelanja oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Fenomena serupa ini ternyata juga dialami negara Malaysia. Seperti halnya masyarakat Indonesia yang lebih suka berbelanja ke negara lain, Malaysia ternyata juga mengalami hal yang sama.

Rakyat Malaysia telah menjadikan Sumatera Utara menjadi surga untuk belanja dan wisata kuliner, sehingga tidak mengherankan kalau angka kunjungan turis asal negara itu terus meningkat setiap tahun.

“Warga Malaysia yang pernah datang ke Sumut pasti akan kembali ingin datang lagi dengan alasan belanja apa-apa murah dan makanannya enak-enak,” kata Konsul Malaysia untuk Medan, Sumut, Norlin Othman.
Menurut Norlin, selain untuk berbelanja dan menikmati makanan, wisatawan asal Malasyia itu juga suka dengan objek wisata alam seperti Danau Toba termasuk main golf yang tarifnya dinilai lebih murah dibandingkan ke negara lain.

Thursday, June 21, 2012

FMPB Sumut : Batak Jangan Mau Terpecah Belah


Karikatur Oleh :Gom Tobing
Mau tidak mau kita harus menyadari bahwa pada umumnya Generasi Batak  (Toba, Karo, Simalungun, Pakpak, Mandailing, Angkola) sekarang tidak hanya orang Batak tetapi hampir seluruh mengena keseluruh suku-suku dan ras yang ada di Indonesia, tidak memahami tujuan dari kearifan Budaya lokalnya tetapi cenderung mengadopsi dari kebiasaan bangsa asing dan mengikutinya dengan fanatisme berlebihan melalui system kepercayaan bangsa asing yang didalamnya bukan bagian dari kearifan local budaya-budaya yang ada di Indonesia. Dalam istilahnya hal ini disebut dengan “Chauvinisme atau Jingoisme”. Chauvinisme masuk dalam bentuk Nasionalisme secara arti sempit yang artinya rasa cinta kepada bangsanya, faham / golongan tertentu yang berlebihan sehingga tidak menghiraukan / tidak peduli dengan orang lain atau golongan lain yang tidak sepaham dengannya. Sifat seperti ini cenderung mengarah kedalam perpecahan. Karena, akan tampak terlihat kecenderungan dari individualisme setiap orang atau kelompok.

Soal Tortor dan Gordang Sambilan Malaysia Jamin Tidak Klaim ke Unesco

Duta Besar Malaysia untuk Indonesia sebagai perwakilan pemerintah yang resmi di Indonesia akhirnya menjelaskan tentang kesalahpahaman mengenai pemberitaan klaim Tortor dan Gordang Sambilan oleh Negara Malaysia. Seperti yang dilansir oleh salah satu media di Sumatera Utara (Hariansumutpos.com) pada Rabu, 20 Juni 2012.
 
Kabar pengklaiman Malaysia terhadap Tortor dan Gordang Sambilan terus menuai polemik. Tak mau berlarut, pihak Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut langsung mendatangi Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Dubes Malaysia pun menjamin tidak melakukan pengklaiman dua kesenian tadi ke Unesco.
Dari pertemuan Selasa (19/6), Duta Besa (Dubes) Malaysia Dato’ Syed Munshe Afdzaruddin menjelaskan kalau semua ini adalah buah dari kesalahpahaman. Kepada Anggota DPD asal Sumut, Darmayanti Lubis dan Parlindungan Purba, dia mengatakan  mengatakan bahwa Malaysia tidak bermaksud untuk mengklaim budaya tortor dan gondang sambilan menjadi bagian dari budaya Malaysia.

Tuesday, June 19, 2012

FMPB SUMUT Tidak Gentar Malaysia Klaim Tortor Sebagai Salah Satu Warisan Budayanya


Akhir-akhir ini media di Indonesia dihebohkan oleh pemberitaan bahwa Tortor akan diklaim Malaysia sebagai salah satu warisan kebudayaan miliknya. Sehingga  membuat sebagian rakyat Indonesia pada umumnya dan sebagian Bangso Batak geram terhadap tindakan yang dilakukan oleh Negara Malaysia.

Namun sebagai organisasi yang mengangkat tentang “Kearifan Lokal Bangso Batak” yang terdiri dari Suku Toba, Suku Karo, Suku Mandailing, Suku Pakpak, Suku Simalungun dan Suku Angkola dan yang “Tortor” merupakan salah satu produk Budaya Batak yang telah diwariskan turun-temurun tidak sedikitpun gentar terhadap pemberitaan dan rencana Malaysia mengklaim Tortor sebagai warisan Budaya Malaysia dengan alasan sebagai berikut :

Sunday, June 17, 2012

MENJADI MANUSIA BATAK SEJATI


Manusia Batak Sejati bukanlah mereka yang sekedar berdarah Batak, tetapi adalah mereka yang masih berbudaya Batak, dan masih terikat dengan budaya tersebut dalam penentuan cara mereka berpikir (mode of thinking), cara merasa (mode of feeling) dan cara mengambil keputusan bertindak (mode of evaluating and taking decision).

Budaya Batak bukanlah sekedar paraphernalia (ornamaent, hiasan) ataupun pertunjukan identitas sebagai orang Batak, tetapi adalah suatu sarana survival (Bertahan hidup) dan budaya hidup yang tepat untuk mencapai sukses dalam kehidupan di dunia ini. Pahamilah adat dan budaya Batak, libatkan diri, dan anda akan menjadi seorang petarung yang sukar dikalahkan dalam persaingan hidup di masa sekarang dan yang akan datang. Yang baik dan tidak bertentangan dengan iman yang mengutamakan “Kasih” kita lestarikan, yang negatif kita tinggalkan, and you will be a great competitor.

Dengan menjalankan adat, Batak diajar mengelola konflik. Manusia Batak memang tidak cenderung mengelakkan konflik, mereka selalu berusaha  menanggulanginya melalui cara-cara Rekonsiliasi sebagai modal awal, karena mereka adalah manusia yang selalu siap mengambil risiko. Batak adalah risk taker namun harus manat, awas dan hati-hati. Demikianlah manusia Batak dibina dan dipersiapkan oleh budayanya melalui pelaksanaan adat Batak dan upacara-upacaranya, menjadi seorang pemimpin, rekan sekerja dan pelaksana, yang unggul dan siap menggapai sukses dalam setiap tingkat persaingan hidupnya.

Saturday, June 16, 2012

Quo Vadis Hata Batak?

Tentang heroisme anak-anak, dalam dwibahasa : Batak dan Indonesia Buku ‘Mandera na Metmet’ ini menggelitik kenangan, romantika, dan  kebanggaan saya sebagai orang Batak. Dan setelah  menyimak buku ini, seketika benak saya tertaut pada dua hal: “Hata Batak” (Bahasa Batak) dan “heroisme anak Batak”. Mengapa? Karena buku ini adalah buku sastra modern marhata Batak, yang bertutur tentang heroisme orang-orang Batak.

Nah, ketika bicara ihwal Hata Batak, mau tidak mau, muncul selarik pertanyaan; akankah kita biarkan Hata Batak punah karena ditinggalkan oleh penuturnya?

Pertanyaan tersebut menjadi relevan setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2011 lalu, menyatakan bahwa pada akhir abad ke-21, akan ada 90% bahasa daerah yang terancam punah.  Dari 746 bahasa daerah yang masih eksis saat ini, mungkin akan tersisa sekitar 75 bahasa daerah saja. Kini, sudah 10 bahasa daerah di Indonesia yang punah. Lantas, quo vadis hata Batak?

Pantun Dalam Bahasa Batak


       Umpama dan umpasa dalam orang Batak

·   Umpama dan umpasa merupakan suatu hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan orang Batak, terutama dalam kegiatan adat. Umpama dalam bahasa Indonesia berarti perumpamaan dan untuk umpasa berarti peribahasa. Penggunaan umpasa dan umpama ini adalah tergantung kepada konteks kegiatan yang dilakukan, ada umpasa untuk orang menikah, ada umpasa untuk orang meninggal, ada umpasa untuk paradaton, dan yang lainnya.
·         Sedangkan untuk umpama dibuat untuk mengungkapkan sesuatu hal dalam bentuk kata yang lain, atau untuk menghaluskan seperti penggunaan perumpamaan pada bahasa Indonesia.

  • FALSAFAH ni natua-tua imasongon tudosan alai godangan doi hasil ni angka pengalaman natua-tua najolo naboi gabe poda tarlumobi tu angka naumposo.
  • UMPASA ima songon pantun (Hata parjolo patorangkon hata parpudi) alai sasintongna hata pasu-pasu doi songon tangiang asa pasauton ni Amanta Debata, ai ganup namanghatahon Umpasa (pasu-pasu) ingkon tongtong do diakui dibagasan rohana na Debata do silehon pasu-pasu.
  • UMPAMA ima hata tudosan hampir mirip tu Falsafah ni natua-tua.
    Molo mandok Umpama unang hata (isi) ni Umpasa didok jala sebalikna molo mandok Umpasa unang ma hatani Umpama didok, asa taparrohahon ma i molo mandok Umpama manang Umpasa.

Degradasi Fungsi Paguyupan Marga di Kalangan Batak

Perkumpulan atau Paguyupan Marga yang sering disebut dalam bahasa Batak “Parsadaan atau Punguan” Marga – marga yang ada di kalangan Batak.
Tujuan awal dari pembentukan paguyupan marga di Komunitas Batak adalah untuk memelihara identitas dan akar budaya, meneguhkan kebersamaan dalam menghadapi tantangan hidup yang semakin berat sehingga membutuhkan dukungan moral dan spiritual. Para penatua setiap marga mendirikan pagupan agar setiap persoalan dan kekurangan yang terjadi pada marga tersebut dapat diselesaikan dengan kebersamaan.

Namun akhir-akhir ini fungsi paguyupan marga Batak hanya berfungsi ketika hendak melakukan perayaan-perayaan besar seperti pesta-pesta, pembangunan tugu dengan dana yang tidak tanggung-tanggung ratusan hingga milyran rupiah dan yang lebih menyedihkan lagi paguyupan itu muncul dan pengurusnya sibuk ketika musim pesta demokrasi seperti Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Legislatif, bahkan pemilihan Presiden atau dengan kata lain berfungsi apabila ada kepentingan pengurus mendapatkan jumlah massa sebagai modal transaksi (Makelar Massa).

Sunday, June 10, 2012

Dr. R.E Nainggolan Salah Seorang Putra Batak Pesaing Terberat Pilkada Gubsu 2013-2018


Dr. RE Nainggolan
Pertarungan Pemilihan Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara memang tinggal hitungan bulan saja, namun dari sekian bakal calon yang muncul pada umumnya adalah orang-orang bermarga atau Batak seperti, Dr.R.E Nainggolan, Gus Irawan Pasaribu, Let.Jend. (Purn) Cornel Simbolon, Let.Jend A.Y. Nasution, Soetan Batoegana Siregar, Bintatar Hutabarat, Dr. Benny Pasaribu, hanya satu orang yang tidak bermarga yaitu Plt. Gubenur Sumatera Utara saat ini Gatot Pujo Nugroho hingga saat berita ini diturunkan.

Verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut memang belum memberi syarat sah atau tidaknya setiap bakal calon untuk maju menjadi orang nomor satu di Sumatera Utara selain pendaftaran yang belum dibuka setiap bakal calon juga harus mempersiapkan diri  apakah maju sebagai Independent (Non Partai) atau melalui jalur partai sebagai syarat administrasi dan syarat lainnya yang diatur oleh undang-undang tentang pemilihan kepala daerah.
 
Free web Counter Log Counter powered by  http://www.myusersonline.com
stay younger